SILOGISME
Silogisme
Kategorial.
Silogisme Kategorial :
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis
Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor
(Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term
mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. Aturan umum dalam silogisme
kategorial sebagai
berikut:
1) Silogisme harus
terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah.
2) Silogisme terdiri
atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
3) Dua premis yang
negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
4) Bila salah satu
premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
5) Dari premis yang
positif, akan dihasilkan simpulan yang positif.
6) Dari dua premis yang
khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
7) Bila premisnya
khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis
minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh
silogisme Kategorial:
Ø
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
Ø My : Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal
Ø My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA.
Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA
K : Amir bukan mahasiswa
Silogisme
Alternatif
Silogisme alternatif
adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek Sumi berada di Bandung.
∴ Jadi,
Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Entimen
Silogisme ini jarang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang
dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contoh
entimen:
Dia
menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan
sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Silogisme
Disjungtif
Silogisme disjungtif
adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan
premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu
alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik
istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang
semestinya.Silogisme ini ada dua macam yaitu:
Silogisme
disjungtif dalam arti sempit
Silogisme disjungtif
dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh:
Heri jujur atau
berbohong.(premis1)
Ternyata Heri
berbohong.(premis2)
∴ Ia
tidak jujur (konklusi).
Silogisme
disjungtif dalam arti luas
Silogisme disjungtif
dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan
kontradiktif. Contoh:
Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)
Ternyata tidak di
rumah.(premis2)
∴ Hasan
di pasar (konklusi).
Hukum-hukum
Silogisme Disjungtif
Silogisme
disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila
prosedur penyimpulannya valid.
Contoh:
Hasan berbaju putih
atau tidak putih.
Ternyata Hasan berbaju
putih.
∴ Hasan
bukan tidak berbaju putih.
Silogisme disjungtif dalam
arti luas, kebenaran konklusinya adalah
Bila premis minor
mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar).
Contoh:
Budi menjadi guru atau
pelaut.
Budi adalah guru.
∴ Maka
Budi bukan pelaut.
Bila premis minor
mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak sah (salah).
Contoh:
Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogyakarta.
Ternyata tidak lari ke
Yogyakarta
∴ Dia
lari ke Solo?
Konklusi yang salah
karena bisa jadi dia lari ke kota lain
Silogisme hipotesis
Silogisme
Hipotesis adalah jenis silogisme yang terdiri atas premis mayor yang bersifat
hipotesis ,dan premis minornya bersifat katagorial . Silogisme Hipotesis ini
dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaiu :
Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh :
Jika hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
Hari ini cerah ( premis minor )
Maka saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
Contoh :
Jika hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis mayor
)
Sekarang terjadi global warming ( premis minor )
Maka hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh :
Jika pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil
tidak
akan maksimal
pembuatan karya ilmiah telah di persiapkan
maka hasil akan maksimal
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
Contoh :
Bila presiden Mubarak tidak turun , Para demonstran akan turun ke jalan
Para demonstran akan turun ke jalan
Jadi presiden Mubarak tidak turun.
Kaidah
silogisme hipotesis
Mengambil
konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme
kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya
bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
Bila
antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen .engan B, jadwal hukum
silogisme hipotetik adalah:
1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
Kebenaran
hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan
berikut:
Bila
terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi
Nah, peperangan terjadi.
Jadi harga bahan makanan membubung tinggi.( benar = terlaksana)
Benar karena mempunyai hubungan yang diakui kebenarannya
Bila terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi
Nah, peperangan terjadi.
Jadi
harga bahan makanan tidak membubung tinggi (tidak sah = salah)
Tidak sah karena kenaikan harga bahan makanan bisa disebabkan oleh sebab atau
faktor lain
Bahan referensi dari
redaksi Kompas.com
Nama : Andi Dwi Wahyudi
NPM :10110676
Kelas : 3KA28
Mata Kuliah : Softskill Bahasa
Indonesia 2#